Minggu, 07 Februari 2016

Bangkitnya Nafsu Janda Muda


http://www.ceritajanda.ml/ - Enam tahun yang lalu aku resmi bercerai dengan suamiku, karena dia tak bertanggung jawab dan berpaling pada wanita lain. Kalau kuingat saat itu, betapa hatiku terasa hancur berkeping. Setelah mengetahui kalau suamiku tak setia dan main gila dengan wanita lain di belakangku.

Semenjak aku menjanda, aku tak mau berkenalan dengan lelaki manapun, karena aku takut jatuh hati dan hal yang telah aku alami terulang lagi. Karena kupikir setiap lelaki itu sama saja, suka menyakiti perasaan wanita yang begitu lembut, dan suka meremehkan wanita.

Akhirnya aku sangat benci pada setiap lelaki. Aku tutup pintu hatiku untuk setiap lelaki yang menaruh hati padaku. Bahkan boleh dikatakan rasa cintaku sudah mati dan kukubur dalam dalam. Hal seperti itu sampai berlangsung lima tahun. Sampai akhirnya, aku mengenal seorang lelaki keturunan India, Roy namanya.



Cerita Dewasa – Tiga tahun lamanya sudah aku mengenal dia, tapi hanya sebatas kenal saja. Aku sangat kagum dengan penampilannya. Setiap gerak gerik dan segala tingkah lakunya sungguh membuatku ingin mengenalnya lebih jauh lagi. Kejujuran dan tingkah lakunya yang sopan dan juga tutur sapanya yang lembut sungguh membuatku semakin kagum padanya.

Lama kelamaan seperti ada perasaan yang lain di hatiku. Seakan-akan ada bara asmara yang timbul di hatiku. Perasaan asmara yang sekian lama mati kini perlahan-lahan mulai bangkit kembali. Apabila aku sedang melihat Roy, hatiku terasa begitu syahdu, dan kalau lama tak melihat dia hatiku terasa sangat rindu.

Aku sangat heran, kenapa bisa jadi begini. Aku sudah berusaha membuang perasaan asmaraku pada Roy, tapi aku tak mampu. Kebaikan dan kejujuran Roy telah mampu membangkitkan asmaraku yang telah sekian lama mati. Lama kelamaan benih-benih asmara di hatiku tumbuh dengan suburnya, sehingga aku tak mampu membendungnya lagi.

“Apakah Roy juga merasakan seperti yang aku rasakan?”, batinku bertanya tanya.

Akhirnya kuputuskan untuk mengirimikan email padanya. Ternyata emailku mendapat jawaban seperti yang aku harapkan. Aku gembira sekali karena aku mendapatkan tanda lampu hijau. Sungguh aku tak menyangka messageku mendapat sambutan hangat. Maka di setiap kesempatan aku selalu saling berkirim email dengan Roy. Kata-kata manis dan mesra juga kata-kata asmara dan hasrat selalu kubaca di mailbox-ku. Perkataan cumbu rayu saling membalas.

Cerita Dewasa – Sampai suatu hari di rumah Roy, tepatnya di Hayes, keadaan di rumahnya sangat sepi dan sunyi. Hanya aku dan Roy saja. Saat itu pukul sepuluh pagi. Aku dan Roy berada di ruang tamu. Kami berdua mengobrol ngalor ngidul dan akhirnya Roy memasukkan DVD. Dia memasukkan film porno yang berjudul ‘Ice Woman’.

Aku duduk di karpet dekat Roy, sambil menyaksikan permainan di layar televisi. Setelah kurang lebih sepuluh menit film berputar, aku melihat duduk Roy mulai gelisah. Aku merapatkan dudukku ke Roy. Kini aku dan dia duduk sangat rapat, dan sekarang tangan Roy mulai nakal, jari-jarinya mulai merayap ke dadaku dan akhirnya menyusup ke balik bajuku, kemudian menyusup ke dalam BH-ku mencari puting payadaraku.

“Mifta, sudah lama aku ingin bercinta denganmu sayang?” katanya penuh nafsu.
“Aku juga Roy” kataku.
“Mifta sayang, bolehkah aku minta tubuhmu sekarang?” katanya.
“Tentu saja Roy, aku kan juga menginginkan kamu?” jawabku.
“Aku buka pakaianku ya?” katanya.
“Baiklah sayang” kataku.

Kemudian Roy melepaskan pakaiannya satu persatu termasuk CD-nya, sehingga dia kini sudah telanjang bulat. Betapa mataku sangat terbelalak ketika melihat kontol Roy yang sudah berdiri dengan gagahnya dan juga sangat besar. Bulu kudukku merinding takut, melihat besarnya kontol Roy itu. Dan aku tertegun sejenak.

“Ada apa mifta?” katanya.
“Tidak ada apa apa” jawabku gugup.
“Aku buka pakaian kamu ya?” katanya.
“Silakan sayang” kataku.

Kemudian Roy melepaskan pakaianku satu persatu, termasuk BH dan CD-ku, sehingga aku sekarang telah betul-betul bugil. Tangan kanan Roy terus mempermainkan puting payudaraku, sedangkan tangan kanannya mempermainkan klitorisku. Lidah Roy tak tinggal diam, dia terus beraksi menjilati leherku dengan sangat lihai sekali. Aku tak tinggal diam, tanganku melingkari kontol Roy yang besar dan mengocoknya. Tangan Roy terus menggelitik klitorisku, sehingga membuat aku menggelinjang keenakan.

“Terus.. Roy, ee.. nak.. sekali rasanya Roy,” kataku tak karuan.
“Kocokanmu juga enak Mifta,” katanya juga.

Rasa geli dan nikmat yang kurasakan betul betul membuatku tak tahan.

“Roy, masukkan sekarang ya? Aku sudah tak tahan?” pintaku.
“Baiklah Mifta, aku juga sudah tak tahan.” katanya.

Kemudian kontol Roy diarahkannya ke memekku, tanganku membimbingnya supaya tak meleset. Sedikit demi sedikit Roy menekan kontolnya ke memekku. Rasanya sedikit sakit, tapi bercampur nikmat.

“Mifta, memekmu sangat seret dan enak sekali!” katanya.
“Apa betul Roy?” kataku. Memang memekku terlalu kecil untuk ukuran kontol Roy yang besar itu. Sungguh aku tak menyangka memekku yang kecil mampu menampung kontol Roy yang begitu besar.

Setelah kontol Roy masuk semuanya, Roy mulai menggenjotnya perlahan-lahan. Aku pun ikut menggoyangkan pantatku seirama dengan gerakan Roy. Kadang kadang aku memutar pantatku sehingga rasanya lebih nikmat menurut Roy. Rasa enak dan nikmat yang kami rasakan sungguh tiada bandingannya. Sedikit demi sedikit Roy mempercepat gerakannya dan nafasnya mulai terengah-engah tak teratur. Aku pun tak tinggal diam, kuangkat pinggulku supaya kontol Roy dapat masuk lebih dalam.

“Mifta, aku tak tahan dan mau keluar,” katanya.
“Sebentar ya? Aku juga mau sampai,” kataku. Kemudian kami saling berpacu dan akhirnya..
“Mifta, aku keluar,” katanya.
“Aku juga, kita keluarkan sama sama ya?” pintaku.
“Kamu siap?” tanyanya.
“Ya, aku siap,” jawabku.

Lalu akhirnya kami sama sama mencapai nikmat yang selama ini belum pernah kami rasakan. Kami berdua sama-sama lemas, seakan kehabisan tenaga. Lalu kami beristirahat sejenak, baru kemudian tangan Roy mulai nakal lagi. Dia mulai mempermainkan putingku sehingga nafsuku kembali bergairah. Bibir kami kembali berpadu, dan tangan kami sama sama liar. Kontol Roy sudah berdiri tegak lagi bagai pentungan yang siap memukul mangsa.

“Mifta, aku mau lagi sayang?” pintanya.
“Aku juga Roy,” jawabku setuju.

Cerita Dewasa – Roy kembali mengarahkan kontolnya ke memekku lagi. Tanganku kembali membantunya supaya lebih mudah masuk. Setelah kontol Roy betul betul masuk, Roy mulai menggenjotnya. Kali ini genjotan Roy lebih bersemangat. Setelah sepuluh menit Roy menggenjot kontolnya, Roy membalikkan tubuhku.

“Ganti posisi ya Mifta? Aku sedikit letih.” katanya.
“Baiklah Roy, aku bersedia,” jawabku. Kemudian aku menggerakkan pinggulku ke atas dan ke bawah, kadang kadang kuputar-putar.
“Aauuhh.. Mifta.. Enak.. Sekali,” kata Roy.

Aku terus menggoyangkan pinggulku ke atas dan ke bawah tanpa menghiraukan racauan Roy. Kali ini kami berdua sama-sama bertahan lebih lama. Setelah aku letih berada di atas, kini kami mengubah style.

“Mifta, style doggy ya?” pintanya.
“Baiklah, kalau itu yang kamu mau mari kita coba,” jawabku.

Kami melakukan gaya doggy, ternyata gaya ini rasanya sangat enak dan nikmat sekali. Dulu aku tak pernah melakukan gaya seperti ini. Roy terus menggenjot kontolnya dengan begitu bersemangat.

“Roy, kontol kamu enak sekali,” kataku.
“Apa benar Mifta?” jawabnya.
“Memang ini benar, dan aku tak bohong,” jawabku.

Rasa nikmat yang kurasakan semakin memuncak. Genjotan Roy pun semakin tak karuan, sekarang gerakan Roy sudah mulai cepat. Aku pun menggerakkan pinggulku seirama dengan gerakan Roy. Akhirnya Roy mencabut kontolnya dari memekku, dan memintaku telentang. Setelah aku telentang, Roy naik ke atasku dan kembali memasukkan kontolnya ke memekku dan menggenjotnya. Kini genjotan Roy semakin mantap dan terasa sangat dalam dan sangat enak sekali. Roy mempercepat gerakannya.

“Mifta, aku mau sampai,” katanya.
“Aku juga Roy,” jawabku. Kami berdua berpacu dalam nikmat, dan akhirnya..
“Aku keluar lagi sayang,” katanya.
“Aku juga Roy,” jawabku.

Akhirnya kami berdua sama sama mencapai puncak kenikmatan dan keluarlah lahar dari kontol Roy juga dari memekku. Dan kami berdua sama-sama lemas dan terkulai di atas karpet. Setelah kami melepas lelah, kami pergi mandi supaya badan kami nampak segar. Sehabis mandi, kami berdua duduk-duduk di sofa sambil berbincang.

“Mifta, kalau kapan kapan kamu mau, bilang saja ya?” kata Roy.
“Memangnya kamu mau lagi?” kataku.
“Ya pastilah! Siapa yang mau mau nolak nikmatnya memek kamu yang seret itu?” katanya.
“OK, kalau aku mau, aku akan beritahu kamu” jawabku.

Akhirnya setiap ada kesempatan selalu kupergunakan untuk bercinta dengan Roy. Kadang kadang seminggu sekali dan kadang kadang lima hari sekali, aku bermain cinta dengannya. Hal tersebut sampai sekarang masih tetap berlanjut.

*****

Begitulah para pembaca, kejujuran dan kelembutan perkataan Roy, mampu membangkitkan hasrat asmaraku yang selama ini hampir musnah. Bahkan sudah hampir mati.

Buat Roy, kalau kamu kebetulan sedang membaca ceritaku ini, semoga kamu mengetahui betapa aku sangat cinta kamu, tapi aku tak pernah mengatakannya padamu, karena itu tidak mungkin. Dan betapa aku selalu merindukanmu Roy! Roy, bacalah ceritaku ini sambil hayatilah isinya. Dan baru kemudian kamu akan tahu isi yang terkandung di dalamnya.

Cerita Dewasa – Dan bagi para pembaca, semoga kalian sedikit terhibur dengan kisahku ini, walau tidak begitu seru. Aku memang tidak pandai menambahi ataupun mengada-ada. Itu semua kutulis menurut aslinya saja. Mungkin para pembaca sekalian kurang bernafsu di saat membaca kisahku ini. Tapi hanya itu saja yang dapat saya persembahkan untuk kalian semua.

Tamat

Sabtu, 06 Februari 2016

Selingkuh Dengan Pengantin Baru


http://www.ceritajanda.ml/


http://www.ceritajanda.ml/ - Namanya Lina, dia seorang wanita karir yang sudah berkeluarga namun belum dikaruniai anak, maklum umur pernikahannya masih seumuran jagung. Aku pernah mengenalnya sewaktu masa SMA, kami sempat berhubungan mesra namun tanpa ikatan pacar atau semacamnya. Dan kini dia sudah menikah dengan seseorang yang aku kenal juga Dika, nama suaminya temanku juga waktu kami SMA dulu.

Panggil aku Rendi saat ini aku sudah 25 tahun, tapi masih belum menikah. Mungkin karena seringnya melakukan cerita sex akhirnya aku kurang begitu getol mencari wanita, untuk aku jadikan pasngan hidup. Di tambah aku bertemu dengan Lina, ketika dia menemui Gita teman satu kantorku. Yang merupakan sepupunya kemudian aku hendak keluar dari kantor siang itu

Di depan kantor aku melihat Lina sedang menunggu taksi. Langsung saja aku menghampiri dengan mobilku ” Hai..ayo..aku antar.. ” Sejenak dia terdiam tapi kemudian masuk kedalam mobilku. Di dalam mobil kami mengobrol  sampai akhirnya obrolan kami kembali mengingat masa lalu, hingga aku rasakan tangan Lina memegang pahaku sambil menekannya, bahkan kontolku terbangun.

Tanpa ada kata penjelasan akupun langsung memutar dan masuk pada salah satu homestay terdekat. Setelah pesan kamar kami langsung masuk dalam kamar tersebut, dan tanpa basa basi lagi Lina langsung mendorong tubuhku hingga akupun hampir terjungkal di buatnya ” Aaagghh…a..ku..ka..ngen…Rennn…di…oouugghh…….ooouuugghh…” Mendengar kata Lina.

Aku langsung membalas dengan melumat mesra bibirnya, aku balik tubuhnya dengan membelakangiku. Aku remas tetek Lina dari belakang masih dalam posisi berdiri, dia menggeliat bahkan mendesah sedangkan tangannya meraba-raba pahaku hingga ketika tertangkap kontolku dengan tangannya dia langsung menekan dan mengelusnya, sehingga berdiri kontolku dari balik celana.

Masih dalam keadaan posisi semula, aku buka kancing blus Lina. Hingga tanpa menunggu lama dia sudah telanjang bulat, saat itulah dia berbalik dan menggerayangi tubuhku dengan tangan membuka bajuku sambil terus menciumi seluruh wajah dan bibirku. Ketika kami sudah dalam sama-sama telanjang saat itulah Lina aku suruh menungging berpegangan pada ujung sofa.

Perlahan aku masukkan kontolku,  aku goyang pantatku dari belakang. Dan diapun mengimbangi dengan cara memutar pantatnya juga, aku menepuk pantatnya yang bergoyang itu ” Ayo…ma..nis….aaagghh…aagghhh…..enak..sa..yang….aaagghhh…auuuggghh…. ” Lina terlihat bergetar bahkan dia sesekali menengok ke belakang.

Dengan tenaga penuh aku mencoba bergerak maju mundur dari arah belakang menancapkan kontolku. Setelah aku rasa cukup dengan posisi seperti itu kembali aku dorong tubuh Lina hingga dia duduk di sofa dengan kaki melebar dan menganngkang, saat itu juga aku kembali memasukkan kontolku ” OOuuww..ooouuww…ooouuww…ya..ya…ya…aagghh..” Begitu nikmat memek Lina dengan posisi seperti ini.

Bahkan aku melihat keringat yang membashi keningnya hingga tubuhnya sudah bercucuran. Lina mendekap tubuhku bahkan dengan kedua kakinya dia mengapit tubuhku hingga aku tidak dapat bergerak maju mundur. Tapi aku tekan kontolku hingga terasa menembus liang senggamanya, akupun memutar kontolku di dalam memeknya yang begitu nikmat dan Lina mengernyitkan dahi dan melet-melet bibirnya.

Sepertinya dia sedang horny bagai dalam pemain cerita sex. Aku remas teteknya yang sudah licin oleh keringat ” Aaaagghh….ca..pek…sa..yang…aaagghhh… aagghh… ” Lina menatap ke arahku dengan tatapan penuh nafsu diapun menggelengkan kepalanya. Menandakan kalau dia tidak capek, Saat itu juga aku angkat tubuh bugilnya dengan menggendongnya aku hentakkan kontolku dalam posisi berdiri.

Lina tersenyum penuh nafsu sepertinya dia merasa puas. Kemudia aku membaringkan tubuhnya di atas kasur dan membiarkan sejenak, aku tatap tubuh bugil Lina yang meliuk bagai ular yang ingin di mangsa . Aku tindih tubuhnya dan aku gerakkan tubuhku di atas tubuhnya, dengan gerakan maju mundur aku mencoba membangkitkan gairah LIna yang terlihat mulai kecapekan.

Benar saja tidak berapa lama diapun kembali mengimbangi permainanku. Dengan cara memutar-mutar pantatnya dari bawah  ” Oouugghh…oouuugghh ..ooouugg.. ce..pat..say..” Kata Lina di bawahku. Dengan cepat dan keras aku mainkan kontolku di dalam memeknya, yang sudah terdengar sedikit gemericik karena basah memek Lina dari tadi sudah beberapa kali horny.

Akupun merasa tidak tahan juga, akhirnya aku tekan dengan keras kontolku dan saat itulah aku merasa kontolku mengeluarkan lendir hangat yang membasahi memek Lina. Terasa ada kenikmatan yang mengikuti keluarnya lendir itu, Lina mendekap tubuhku bahkan dia menekan pantatku hingga tidak dapat aku bergerak lagi. Setelah cukup lama akhirnya kamipun terkulai.

Memeknya masih sama seperti dulu, meskipun kami tidak pernah berpacaran tapi kami pernah melakukan cerita sex ini. Lina tersenyum dan memandangi wajahku, tanpa berkata apapun aku mencium wajahnya dan kembali melumat bibirnya. Pengantin baru ini sungguh binal, dia tidak takut kalau sampai ketahuan suaminya yang merupakan teman kami juga, kembali aku menciumnya dengan mesra.